Menuju Kompetisi Musik Klasik Pertama di Sumatera Barat, Sejarah Kompetisi Musik Klasik di Indonesia

 



Sumbar, KITAPena.Id

Untuk pertama kalinya dalam sejarah Sumatera Barat, kompetisi musik klasik akan diselenggarakan secara resmi pada tanggal 20 September 2025. Kompetisi ini merupakan bagian dari Kompetisi Piano Nusantara Plus (KPN+), kompetisi musik klasik terbesar di Indonesia yang telah berlangsung sejak tahun 2016 dan kembali hadir pascapandemi dengan cakupan nasional yang lebih luas.


Institut Seni Indonesia (ISI) Padang Panjang menjadi tuan rumah penyelenggaraan KPN+ untuk wilayah Sumatera Barat, bekerja sama dengan Komunitas WESSA (West Sumatra Sound Aesthetic), satu-satunya komunitas musik klasik di provinsi ini. Kompetisi akan digelar di auditorium ISI Padang Panjang. 

Sebagai puncak kompetisi di Padang Panjang, akan digelar konser spesial oleh Ananda Sukarlan, pianis dan komponis ternama Indonesia, bersama Sendi Orysal, pemain viola asal Sumbar yang lolos audisi G20 Orchestra. Seluruh rangkaian kompetisi dan konser terbuka dan gratis untuk umum. 

Kompetisi ini pada tahun 2024 lalu telah diselenggarakan di 8 kota dan menjadi kompetisi musik klasik terbesar di Indonesia, dengan diikuti oleh 477 musikus. Kemudian pada tahun 2025 ini lebih melebarkan sayap dengan penyelenggaraan di 11 kota. 


Para pemenang KPN+ akan mendapatkan Golden Ticket untuk langsung masuk babak final di Ananda Sukarlan Award (ASA) pada pelaksanaan tahun berikutnya. Itu terbukti pada bulan Juli 2025 lalu pemenang KPN+ 2024 telah membuktikan prestasinya di ASA, seperti pianis Reynard Jeremy Chandra (Bandung), Jeane Halim (Medan), vokalis Ratnaganadi Paramita dan Wirawan Cuanda (Jakarta) dan soprano Fae Bernice Robin (Palembang). Kerjasama dengan ASA telah berlangsung sejak 2024.


Kompetisi ini memainkan peran penting dalam pengembangan dan kemajuan karier bagi musisi klasik muda, menawarkan platform untuk mengasah keterampilan mereka, mendapatkan pengakuan, dan membangun jaringan profesional. Itu sebabnya Ananda berpendapat bahwa sejak usia cukup dini para pelajar musik sudah harus terbiasa mengikuti kompetisi. 


“Kompetisi sangat penting bagi seniman muda dalam banyak aspek, seperti mengembangkan keterampilan dan mentalitas, meningkatkan eksposur dan peluang karier, menerima umpan balik profesional dari juri berkaliber internasional, menumbuhkan jejaring profesional dan pertukaran budaya, membangun daya tahan emosional dan kesiapan menghadapi dunia musik profesional.” jelasnya. 


Kota Padang Panjang kini menjadi bagian dari sejarah baru musik klasik Indonesia. Dengan digelarnya kompetisi ini, Sumatera Barat membuktikan dirinya siap menjadi bagian dari peta perkembangan musik klasik nasional dan internasional.


Kompetisi ini telah dimulai dan sukses dilaksanakan di Medan pada 30-31 Agustus 2025 lalu. Pada bulan ini KPN+ tak hanya berlangsung di Padang Panjang, pada tanggal 7 September 2025 akan berlangsung di Kota Bandung pada 7 September 2025 selanjutnya di kota Bekasi pada 28 September 2025. Pada bulan berikutnya menyusul Bandar Lampung (19 Oktober) dan Pontianak (26 Oktober). Semua info serta pendaftaran dapat dilihat di Instagram @pianonusantaraplus . 



Sejarah Kompetisi Musik Klasik di Indonesia


Sejarah mencatat kompetisi musik klasik pertama yaitu Anton Rubinstein Piano Competition di Rusia tahun 1890. Sementara di Indonesia, kompetisi musik klasik pertama adalah Ananda Sukarlan Award. Penamaan kompetisi ini diangkat dari nama komponis & pianis Ananda Sukarlan, seorang yang ditulis oleh Sydney Morning Herald tahun 2000 sebagai "One of the world's leading pianists at the forefront of championing new piano music". 


Ananda Sukarlan tak sendirian, ia telah bekerjasama dengan Yayasan Cipta tahun 1999 untuk mengadakan kompetisi "Cipta Award" tapi tidak berlangsung lama. Itu sebabnya Pia Alisjahbana (pendiri Femina Group) mengajaknya untuk mendirikan kompetisi baru dengan konsep yang sama sehingga lahirlah Ananda Sukarlan Award atau ASA tahun 2008.


Pada tahun 2011, Amadeus Enterprise di Surabaya dengan pendirinya Patrisna May Widuri mendirikan kompetisi “Tembang Puitik Ananda Sukarlan”. Sejak pandemi, pihak Ananda Sukarlan Center mengambil alih dan menggabungkannya, sehingga kini ASA adalah untuk semua instrumen dan vokal klasik. 


Ananda Sukarlan sendiri mengakui ketangguhan dan kesulitan ASA dalam semua kategori yang memang diperuntukkan bagi para musikus yang sudah kuliah musik atau bahkan profesional, sehingga ia menciptakan kompetisi yang lebih "bersahabat" yaitu Kompetisi Piano Nusantara (KPN) tahun 2016. 


Ananda Sukarlan sendiri mengakui ketangguhan dan kesulitan ASA dalam semua kategori yang memang diperuntukkan bagi para musikus yang sudah kuliah musik atau bahkan profesional, sehingga ia menciptakan kompetisi yang lebih "bersahabat" yaitu Kompetisi Piano Nusantara (KPN) tahun 2016. 


KPN ditujukan kepada musikus yang lebih muda, bahkan yang belum pernah ikut kompetisi, dan juga yang masih pemula. Setelah terputus karena pandemi di 2020, KPN diselenggarakan kembali tahun 2024, kini dengan tambahan "plus" karena berlaku untuk semua instrumen dan vokal klasik. 


Pemerintah Perancis melalui Institut Francais d'Indonesie telah mendukung Ananda Sukarlan Award sejak 2014, memberikan beasiswa kepada pemenang untuk mengikuti masterclasses di Perancis. Selain itu, tiga musikus Perancis dari Trio Saint-Saens akan berkunjung ke Indonesia bulan September ini, memberikan kesempatan bagi pemenang ASA lainnya untuk belajar dari mereka.


Australian Institute of Music juga memberikan beasiswa kuliah untuk dua pemenang ASA lainnya sejak edisi 2025 ini. Mereka yang memenangkan beasiswa ini akan memulai kuliahnya di AIM tahun 2026, yaitu soprano Ratnaganadi Paramita (juara I kategori Tembang Puitik di ASA 2025) dan pianis Victor Clementius Ditra (juara II kategori Piano tingkat Professional ASA 2025). 


Ananda Sukarlan sendiri telah menjadi Composer in Residence di institut musik bergengsi di Sydney ini bulan Juli lalu, di mana para mahasiswanya mempelajari karya-karya sang maestro Indonesia yang telah masuk sebagai salah satu dari 100 “Asia’s Most Influential” atau “Orang Asia Paling Berpengaruh” di dunia seni tahun 2020 oleh Majalah Tatler Asia ini.



إرسال تعليق

0 تعليقات